Kamis, 07 November 2019

PERAWATAN PALIATIF PADA PENDERITA KANKER


    
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
        Kanker merupakan penyebab kematian no.7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Data dari Depkes Ri pada tahun 2013 prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk yakni sekitar 330.000 orang. Pengobatan kanker meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan hormonalterapi. Keberhasilan pengobatan tergantung dari ketentuan penderita dalam berobat dan stadiumnya. Pengobatan kanker mempunyai pengaruh yang besar terhadap fisik dan mental (pikiran dan tingkah laku) antara lain : kesedihan, kekhawatiran, ketakutan akan masa depan dan kematian. Sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker. Pemahaman individu tentang penyakit diperlukan agar penderita tahu dan mengerti bagaiman cara menjaga kesehatannya.

      Hal-hal yang mempengaruhi kualitas hidup diantaranya : fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Penderita kanker pada umumnya memerlukan perawatan paliatif dalam menghadapi penyakit yang di derita. Kualitas hidup penderita sangat diperlukan ditengah keputus asaan memperoleh kesembuhan. Pengelolaan penderita kanker lebih berfokus pada kondisi fisik, dan belum terintegratif. Perawatan paliatif belum mendapat perhatian khusus. Berdasarkan data WHO, terdapat lebih dari 40 juta orang di dunia membutuhkan perawatan paliatif, tetapi hanya 14% saja yang mendapatkan perawatan tersebut. Di Indonesia masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang pentingnya perawatan paliatif.

      Pelayanan paliatif adalah pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan memberikan dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan kondisi penderita dengan mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri dan masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dan spiritual. (WHO, 2013) Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin dan terintegrasi. Tujuan dari perawtan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan, memperpanjang umur, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan dorongan semangat kepada keluarga penderita. Meskipun pada akhirnya penderita meninggal, dan yang terpenting sebelum meninggal penderita mendapatkan kesiapan secara psikologis dan spiritual, serat tidak stress dalam menghadapi penyakit yang di derita.

      Perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat. Yakni tidak melihat stadium dini atau lanjut. Perawatan paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Kemenkes (2013) menjelaskan prinsip pelayanan paliatif pada pasien kanker yakni: menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain, mengharai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal, tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian, mengintegrasikan aspek psikologis, social dan spiritual, memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin, memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita, menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarga, dan menghindari tindakan sia-sia.

      Perawatan paliatif berupaya meringankan penderitaan penderita yang sudah sakit parah dan tidak dapat disembuhkan. Penderita diharapkan dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan semangat dan tidak putus asa, memberi dukungan agar mampu melakukan hal yang masih bisa dilakukan dan bermanfaat.perawatan paliatif diperlukan karena : setiap orang berhak dirawat dan mati secara bermartabat, menghilangkan nyeri, spiritual dan sosial adalah hak asasi manusia.

 Langkah-langkah dalam pelayanan paliatif menurut Kemenkes RI, 2013 antara lain :
  1. Tentukan tujuan dan harapan penderita
  2. Pahami penderita dalam membuat keinginan terakhirnya
  3. Tatlaksana gejala
  4. Pengobatan penyakit penyerta dan aspek sosial
  5. Berikan informasi dan edukasi
  6. Beri dukungan psikologis, kultural dan sosial
  7. Respon fase terminal
  8. Pelayanan pasien fase terminal.

 Aktifitas perawatan paliatif pada penderita kanker, diantaranya :
  1. Membantu penderita mendapat kekuatan dan rasa damai dalam menjalani kehidupan sehari-hari
  2. Membantu kemampuan penderita untuk mentolerir penatalaksanaan medis
  3. Membantu penderita untuk lebih memahami perawatan yang dipilih
Aktifitas perawatan paliatif pada keluarga, diantaranya :
  1. Membantu keluarga memahami pilihan perawatan yang tersedia
  2. Meningkatkan kehidupan sehari-hari orang yang dicintai
  3. Memberi kesempatan sistem pendukung yang berharga.
Kebutuhan saat-saat terminal yaitu memberi dukungan pada keluargadengan cara memberikan kesempatan bertanya, memberikan informasi, beri saran cara memberikan dukungan pada penderita, menyediakan barang-barang yang memberi rasa nyaman, menyediakan dukungan interdisiplin.

       Selain untuk mengurangi gejala yang muncul, perawtan paliatif juga memberikan dukungan dalam hal spiritual dan psikososial. Perawatan paliatif setelah penderita meninggal dilakukan dengan memberikan dukungan moral kepada keluarga yang berduka. Salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur. Kebanyakan kualitas hidup penderita dengan penyakit tidak bisa disembuhkan akan terus memburuk dan menurun. Jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan maka tim paliatif  harus dapat memodifikasi ekspektasi penderita, yang pada akhirnya penderita diharapkan dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan semangat dan tidak putus asa serta memberi dukungan agar mampu melakukan hal-hal yang masih bisa dilakukan dan bermanfaat.

       Fokus perawatan paliatif yaitu pada dukungan dan motivasi. Setiap keluhan yang timbul ditangani dengan pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu perawatan paliatif juga berfokus pada eksplorasi individu penderita dan keluarga tentang bagaimana cara memberikan perhatian khusus, penanggulangan serta kesiapan untuk menghadapi kematian. Perawatan paliatif menitik beratkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan terhadap penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak bisa disembuhkan. Dengan begitu penderita terbebas dari penderitaan akibat keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya dengan nyaman.

      Bagi penderita kanker stadium dini, perawatan paliatif merupakan pendamping pengobatan medis. Meningkatnya kualitas kehidupan penderita karena perawatan paliatif diharapkan akan membantu proses penyembuhan kanker secara keseluruhan. (Sugiman,S. 2016) harapan selalu ada tetapi sebaiknya tidak memberikan harapan palsu karena harapan harus disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Untuk itu, keluarga merupakan kunci makna hidup dalam perawatan paliatif. Ketiadaan dukungan keluarga akan sangat berpengaruh pada penurunan kualitas hidup penderita kanker.

      Kualitas kehidupan adalah kualitas seseorang apabila dilihat dari interaksi dengan kehidupan disekitarnya. (Soetardjo, 2013) konsep ini menjadi penting untuk dibahas dalam mengevaluasi hasil akhir kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh para professional kesehtan sejalan dengan timbulnya kesadaran bahwa kesejahteraan penderita menjadi pertimbang yang penting dalam memilih terapi pengobatan dan untuk mempertahankan kehidupan. Kualitas hidup penderita kanker dipengaruhi oleh pemahaman individu terhadap penyakitnya sehingga seseorang tahu cara menjaga kesehatan, serta faktor ekonomi menjadi kekhawatiran khusus terhadap biaya pengobatan.

       Aspek dominan pembentukan kualitas hidup penderita kanker adalah aspek psikologis, meliputi spiritual, dukungan sosial dan kesejahteraan. Aspek psikologis sangat menentukan kualitas hidup dimana penderita mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat tanpa obat, hal ini disebabkan oleh sugesti dari dalam diri individu untuk tetap sehat. Penderita mengalami peningkatan spiritual dibanding sebelum menderita kanker, dikarenakan merasa lebih dekat dengan Tuhan dan tidak menyalahkan Tuhan, melainkan menganggap sebagai anugerah Tuhan. Rasa cinta dan nyaman dari dukungan sosial memberi motivasi untuk sembuh dan kuat menjalani hidup. Dan akhirnya akan memberikan kesejahteraan yang menentukan kualitas hidup penderita.



Prosedur perawatan Paliatif

Seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan diatas, berikut macam dan gangguan untuk mengurangi dampak yang mungkin timbul saat dilakukan perawatan paliatif berupa :

1.      Gangguan Fisik

Berupa : susah tidur, nafas menjadi pendek, tidak nafsu makan dan merasakan sakit pada perut.

Hal tersebut sering kali dirasakan oleh penderita kanker, untuk mengatasi hal tersebut dengan melakukan konseling gizi, terapi fisik, dan berikan teknik relaksasi nafas dalam agar tubuh menjadi rileks.

2.      Gangguan emosi dan sosial

Berupa : merasa takut, marah, sedih emosi tidak terkontrol dan depresi. Keluarga penderita juga bisa merasakan hal yang sama.

Hal ini dapat dikurangi dengan cara melakukan konseling, diskusi antar penderita yang memiliki riwayat penyakit yang sama, dan pertemuan keluarga.

3.      Masalah finansial

Ketika menderita sakit, penderita dan keluarga tidak hanya siap mental dan fisik, namun dari segi keuangan juga harus diperhatikan karena pengeluaran untuk pengobatan yang cukup besar. Oleh karena itu, diperlukannya tim perawat harus menjelaskan seberapa besar biaya yang diperlukan untuk pengobatan, sebelum pengobatan dilakukan.

4.      Masalah spiritual

Ketika penderita mengalami penyakit serius maka mereka akan mencari kedamaian serta ketenangan. Maka diperlukannya Tim untuk menolong dalam menemukan kedamaiannya, dan biasanya melibatkan tokoh agama masing-masing yang dipercayai.

Kesimpulan :

Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama yang tidak mungkin sembuh. Tindakan aktif yang dilakukan diantaranya untuk menghilangkan nyeri dan keluhan lain serta mengupayakan perbaikan dalam aspek psikologis, sosial dan spiritual. Perawatan paliatif yang baik mampu merubah kualitas hidup penderita kanker menjadi lebih baik. 

DAFTAR PUSTAKA
Dibi. 2015. Kualitas Hidup Penyandang Kanker Payudara   Patut Diperhatikan (Diakses pada5 November 2016).

Irawan, E. 2013. Pengaruh Perawatan Paliatif terhadap Pasien Kanker Stadium Akhir. ejournalbsi.ac.id/jurnal-ilmu-keperawatan. Jurnal Keperawatan. Vol 1, No.1,September 2013. Hlm 34-38.

Kemenkes RI. 2013. Pedoman Teknis Pelayanan Paliatif Kanker. Jakarta.

Kemenkes RI. 2015. Kanker Pembunuh Papan Atas. Mediakom. Edisi 55.

Lubis, N. Hasnida. 2009.Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Kanker. Medan: USU Press

Lutfa, Umi. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasiendengan Tindakan Kemoterapi di RuangCendana RSUD Dr. Moewardi Surakarta. (Diakses tanggal 22 November 2016).