Ilustrasi Kanker. shutterstock.com |
Kanker merupakan penyebab kematian no.7
di Indonesia. Penderita kanker tertinggi adalah kanker payudara dan kanker
leher rahim. Data dari Depkes Ri pada tahun 2013 prevalensi kanker di Indonesia
adalah 1,4 per 1000 penduduk yakni sekitar 330.000 orang. Pengobatan kanker
meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan hormonalterapi. Keberhasilan
pengobatan tergantung dari ketentuan penderita dalam berobat dan stadiumnya. Pengobatan
kanker mempunyai pengaruh yang besar terhadap fisik dan mental (pikiran dan
tingkah laku) antara lain : kesedihan, kekhawatiran, ketakutan akan masa depan
dan kematian. Sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker. Pemahaman
individu tentang penyakit diperlukan agar penderita tahu dan mengerti bagaiman
cara menjaga kesehatannya.
Hal-hal yang mempengaruhi kualitas hidup
diantaranya : fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Penderita
kanker pada umumnya memerlukan perawatan paliatif dalam menghadapi penyakit
yang di derita. Kualitas hidup penderita sangat diperlukan ditengah keputus
asaan memperoleh kesembuhan. Pengelolaan penderita kanker lebih berfokus pada
kondisi fisik, dan belum terintegratif. Perawatan paliatif belum mendapat
perhatian khusus. Berdasarkan data WHO, terdapat lebih dari 40 juta orang di
dunia membutuhkan perawatan paliatif, tetapi hanya 14% saja yang mendapatkan
perawatan tersebut. Di Indonesia masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
tentang pentingnya perawatan paliatif.
Pelayanan paliatif adalah pelayanan
terintegrasi oleh tim paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan
memberikan dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan
dengan kondisi penderita dengan mencegah dan mengurangi penderitaan melalui
identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri dan masalah
lain, baik masalah fisik, psikososial dan spiritual. (WHO, 2013) Perawatan
paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh,
dengan pendekatan multidisiplin dan terintegrasi. Tujuan dari perawtan paliatif
adalah untuk mengurangi penderitaan, memperpanjang umur, meningkatkan kualitas
hidup, dan memberikan dorongan semangat kepada keluarga penderita. Meskipun
pada akhirnya penderita meninggal, dan yang terpenting sebelum meninggal
penderita mendapatkan kesiapan secara psikologis dan spiritual, serat tidak
stress dalam menghadapi penyakit yang di derita.
Perawatan paliatif diberikan sejak
diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat. Yakni tidak melihat stadium dini atau
lanjut. Perawatan paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi
masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang
berduka. Kemenkes (2013) menjelaskan prinsip pelayanan paliatif pada pasien
kanker yakni: menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain, mengharai kehidupan
dan menganggap kematian sebagai proses normal, tidak bertujuan mempercepat atau
menunda kematian, mengintegrasikan aspek psikologis, social dan spiritual,
memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin, memberikan dukungan
kepada keluarga sampai masa dukacita, menggunakan pendekatan tim untuk
mengatasi kebutuhan pasien dan keluarga, dan menghindari tindakan sia-sia.
Perawatan paliatif berupaya meringankan
penderitaan penderita yang sudah sakit parah dan tidak dapat disembuhkan.
Penderita diharapkan dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan semangat dan
tidak putus asa, memberi dukungan agar mampu melakukan hal yang masih bisa
dilakukan dan bermanfaat.perawatan paliatif diperlukan karena : setiap orang
berhak dirawat dan mati secara bermartabat, menghilangkan nyeri, spiritual dan
sosial adalah hak asasi manusia.
Langkah-langkah dalam pelayanan
paliatif menurut Kemenkes RI, 2013 antara lain :
- Tentukan tujuan dan harapan penderita
- Pahami penderita dalam membuat keinginan terakhirnya
- Tatlaksana gejala
- Pengobatan penyakit penyerta dan aspek sosial
- Berikan informasi dan edukasi
- Beri dukungan psikologis, kultural dan sosial
- Respon fase terminal
- Pelayanan pasien fase terminal.
Aktifitas
perawatan paliatif pada penderita kanker, diantaranya
:
- Membantu penderita mendapat kekuatan dan rasa damai dalam menjalani kehidupan sehari-hari
- Membantu kemampuan penderita untuk mentolerir penatalaksanaan medis
- Membantu penderita untuk lebih memahami perawatan yang dipilih
- Membantu keluarga memahami pilihan perawatan yang tersedia
- Meningkatkan kehidupan sehari-hari orang yang dicintai
- Memberi kesempatan sistem pendukung yang berharga.
Kebutuhan saat-saat
terminal yaitu memberi dukungan pada keluargadengan cara memberikan kesempatan
bertanya, memberikan informasi, beri saran cara memberikan dukungan pada
penderita, menyediakan barang-barang yang memberi rasa nyaman, menyediakan
dukungan interdisiplin.
Selain untuk mengurangi gejala yang
muncul, perawtan paliatif juga memberikan dukungan dalam hal spiritual dan
psikososial. Perawatan paliatif setelah penderita meninggal dilakukan dengan
memberikan dukungan moral kepada keluarga yang berduka. Salah satu aspek
penting dalam perawatan paliatif adalah kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa
syukur. Kebanyakan kualitas hidup penderita dengan penyakit tidak bisa
disembuhkan akan terus memburuk dan menurun. Jika harapan tidak sesuai dengan
kenyataan maka tim paliatif harus dapat
memodifikasi ekspektasi penderita, yang pada akhirnya penderita diharapkan
dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan semangat dan tidak putus asa serta
memberi dukungan agar mampu melakukan hal-hal yang masih bisa dilakukan dan
bermanfaat.
Fokus perawatan paliatif yaitu pada
dukungan dan motivasi. Setiap keluhan yang timbul ditangani dengan pemberian
obat untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu perawatan paliatif juga berfokus
pada eksplorasi individu penderita dan keluarga tentang bagaimana cara memberikan
perhatian khusus, penanggulangan serta kesiapan untuk menghadapi kematian.
Perawatan paliatif menitik beratkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta
bukan terhadap penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak bisa
disembuhkan. Dengan begitu penderita terbebas dari penderitaan akibat keluhan
dan bisa menjalani akhir hidupnya dengan nyaman.
Bagi penderita kanker stadium dini,
perawatan paliatif merupakan pendamping pengobatan medis. Meningkatnya kualitas
kehidupan penderita karena perawatan paliatif diharapkan akan membantu proses
penyembuhan kanker secara keseluruhan. (Sugiman,S. 2016) harapan selalu ada
tetapi sebaiknya tidak memberikan harapan palsu karena harapan harus
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Untuk itu, keluarga merupakan kunci makna
hidup dalam perawatan paliatif. Ketiadaan dukungan keluarga akan sangat
berpengaruh pada penurunan kualitas hidup penderita kanker.
Kualitas kehidupan adalah kualitas
seseorang apabila dilihat dari interaksi dengan kehidupan disekitarnya.
(Soetardjo, 2013) konsep ini menjadi penting untuk dibahas dalam mengevaluasi
hasil akhir kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh para professional
kesehtan sejalan dengan timbulnya kesadaran bahwa kesejahteraan penderita
menjadi pertimbang yang penting dalam memilih terapi pengobatan dan untuk
mempertahankan kehidupan. Kualitas hidup penderita kanker dipengaruhi oleh
pemahaman individu terhadap penyakitnya sehingga seseorang tahu cara menjaga
kesehatan, serta faktor ekonomi menjadi kekhawatiran khusus terhadap biaya
pengobatan.
Aspek dominan pembentukan kualitas hidup
penderita kanker adalah aspek psikologis, meliputi spiritual, dukungan sosial
dan kesejahteraan. Aspek psikologis sangat menentukan kualitas hidup dimana
penderita mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat tanpa obat, hal ini
disebabkan oleh sugesti dari dalam diri individu untuk tetap sehat. Penderita
mengalami peningkatan spiritual dibanding sebelum menderita kanker, dikarenakan
merasa lebih dekat dengan Tuhan dan tidak menyalahkan Tuhan, melainkan
menganggap sebagai anugerah Tuhan. Rasa cinta dan nyaman dari dukungan sosial
memberi motivasi untuk sembuh dan kuat menjalani hidup. Dan akhirnya akan
memberikan kesejahteraan yang menentukan kualitas hidup penderita.
Prosedur
perawatan Paliatif
Seperti yang sudah
dijelaskan pada penjelasan diatas, berikut macam dan gangguan untuk mengurangi
dampak yang mungkin timbul saat dilakukan perawatan paliatif berupa :
1. Gangguan
Fisik
Berupa
: susah tidur, nafas menjadi pendek, tidak nafsu makan dan merasakan sakit pada
perut.
Hal
tersebut sering kali dirasakan oleh penderita kanker, untuk mengatasi hal
tersebut dengan melakukan konseling gizi, terapi fisik, dan berikan teknik
relaksasi nafas dalam agar tubuh menjadi rileks.
2. Gangguan
emosi dan sosial
Berupa
: merasa takut, marah, sedih emosi tidak terkontrol dan depresi. Keluarga
penderita juga bisa merasakan hal yang sama.
Hal
ini dapat dikurangi dengan cara melakukan konseling, diskusi antar penderita
yang memiliki riwayat penyakit yang sama, dan pertemuan keluarga.
3. Masalah
finansial
Ketika
menderita sakit, penderita dan keluarga tidak hanya siap mental dan fisik,
namun dari segi keuangan juga harus diperhatikan karena pengeluaran untuk
pengobatan yang cukup besar. Oleh karena itu, diperlukannya tim perawat harus
menjelaskan seberapa besar biaya yang diperlukan untuk pengobatan, sebelum
pengobatan dilakukan.
4. Masalah
spiritual
Ketika
penderita mengalami penyakit serius maka mereka akan mencari kedamaian serta
ketenangan. Maka diperlukannya Tim untuk menolong dalam menemukan kedamaiannya,
dan biasanya melibatkan tokoh agama masing-masing yang dipercayai.
Kesimpulan :
Perawatan paliatif
adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama yang
tidak mungkin sembuh. Tindakan aktif yang dilakukan diantaranya untuk
menghilangkan nyeri dan keluhan lain serta mengupayakan perbaikan dalam aspek
psikologis, sosial dan spiritual. Perawatan paliatif yang baik mampu merubah
kualitas hidup penderita kanker menjadi lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Dibi. 2015. Kualitas Hidup Penyandang Kanker
Payudara Patut Diperhatikan (Diakses pada5 November 2016).
Irawan,
E. 2013. Pengaruh Perawatan Paliatif terhadap Pasien Kanker Stadium
Akhir. ejournalbsi.ac.id/jurnal-ilmu-keperawatan.
Jurnal Keperawatan. Vol 1,
No.1,September 2013. Hlm 34-38.
Kemenkes
RI. 2013. Pedoman Teknis Pelayanan Paliatif Kanker. Jakarta.
Kemenkes
RI. 2015. Kanker Pembunuh Papan Atas. Mediakom. Edisi 55.
Lubis,
N. Hasnida. 2009.Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Kanker. Medan: USU Press
Lutfa,
Umi. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Pasiendengan Tindakan Kemoterapi di RuangCendana RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
(Diakses
tanggal 22 November 2016).